Selasa, 18 September 2012

PUISI

A.    PENGERTIAN PUISI

     Puisi
Puisi merupakan salah satu bentuk media sastra. Media puisi biasanya singkat karena ada pemadatan isi. Sering kali, isi (pesan) yang terkandung dalam puisi disampaikan secara tersirat. Bahasa puisi diungkapkan oleh penyair secara khas. Yang dimaksud dengan bahasa yang khas adalah bahasa dengan struktur dan pengungkapan yang berbeda dengan bahasa sehari-hari. Sastrawan indonesia yang telah dikenal dengan penyajian bahasa dan gaya pengungkapan yang khas, diantaranya adalah Chairil Anwar, Amir Hamzah, Rendra, dll.

     Memahami Puisi

Puisi, dalam arti yang sederhana, tersusun oleh satuan yang disebut baris (kalimat) dan bait (paragraf dalam puisi).
Puisi terdiri atas dua unsur yang menjadi ciri umum puisi, yaitu unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi dan unsur yang berhubungan dengan makna puisi. Unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi adalah bunyi (irama dan rima), pilihan kata, dan tampilan cetak/ tulisan tipografi. Unsur yang berkaitan dengan makna puisi adalah tema, pesan tersurat, dan pesan tersirat.
a.    Pola Bunyi (Rima)
Rima adalah penataan unsur bunyi yang ada dalam kata. Penataan ini berupa pengulangan bunyi yang sama pada satuan baris atau pada baris-baris berikutnya dalam bait.



b.    Irama Ritme
Intonasi, penekanan kata, tempo (cepat-lambatnya pengucapan), dan penataan rima memunculkan irama puisi.
c.    Pilihan Kata (Diksi)
Diksi adalah kekuatan utama ekspresi puisi. Kata-kata yang dipilih penyair berfungsi untuk menyampaikan maksud atau makna puisi. Kata-kata juga dipilih berdasarkan efek bunyi yang ditimbulkan jika dibacakan.

     Tipografi Puisi
Tipografi atau wujud puisi tidak selalu berbentuk bait demi bait. Tiap bait juga tidak selalu terdiri atas beberapa baris. Afrizal Malna adalah penyair yang banyak menulis puisi yang berbentuk kotak. Terkadang, ia membuat puisi seperti prosa, bentuk bait diganti dengan bentuk paragaraf.


B. JENIS - JENIS PUISI
     PUISI LAMA
     Ciri-ciri puisi lama :
1.    Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
2.    Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
3.    Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
4.    Tidak ada pengarangnya (anonim)
5.    Isinya bersifat istana sentris.
6.    Bahasanya statis, dan sedikit mengalami perubahan.
7.    Sifat dan bahasanya kedaerahan.
     Yang termasuk puisi lama adalah :
1.    Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
2.    Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
3.    Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
4.    Seloka adalah pantun berkait.
5.    Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
6.    Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
7.    Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
     PUISI BARU
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas :
1.    Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
2.    Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
3.    Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
4.    Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
5.    Roman adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
6.    Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
7.    Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.
Ciri –Ciri puisi baru adalah sebagai berikut :
1.    Puisi baru ada pengarangnya.
2.    Puisi baru berkisar untuk umum.
3.    Bahasanya dinamis.
4.    Yang banyak mempengaruhi bahasanya adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Belanda.
5.    Mengutamakan isi.
6.    Jumlah baris dalam tiap bait bebas.
7.    Rima lebih bebas.
8.    Irama lebih bebas.

C. UNSUR-UNSUR PUISI
     Unsur –unsur puisi tediri atas :
1.    Amanat
2.    Diksi
3.    Imaji
4.    Bahasa figuratif
5.    Kata Konkret Tema
6.    Nada
7.    Rasa
8.    Kata konkret
9.    Ritme dan Rima

     Struktur Fisik Puisi
1.    Perwajahan puisi tipografi , yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
2.    Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
3.    Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
4.    Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang.
5.    Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, parsprototo, totemproparte, hingga paradoks.
6.    Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.

     Struktur Batin Puisi
1.    Tema atau makna (sense),  media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2.    Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
3.    Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa.
4.    Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari  sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar